Saudi dan Emansipasi Wanita
Infogresik, Hak perempuan dalam kehidupan bermasyarakat di Arab Saudi ternyata sangat berbeda dengan Perempuan di Gresik di Saudi Perempuan berada di bawah ketentuan hukum negara yang pergian sendirian dan dilarang menyetir mobil. Pengekangan ini memberikan dampak positif: perempuan Arab Saudi paling sedikit melakukan kejahatan dibandingkan perempuan negara-negara lai di dunia.
Akan tetapi, pada tahun-tahun belakangan ini perempuan Arab Saudi mulai diberi kebebasan setelah pada bulan Februari 2009, Raja Abdullah menunjuk seorang perempuan untuk diangkat menjadi Wakil Menteri Pendidikan, jabatan publik tertinggi yang pernah diduduki perempuan hingga saat ini. Meningkatnya kegiatan dan peran perempuan di Arab Saudi antara lain tercermi dari semakin besarnya keterlibatan perempuan di ruang publik di- bandingkan di negara-negara tetangga seperti Bahrain dan Kuwait. Hal ini juga didukung perhatian dari tokoh-tokoh interna- sional seperti Yakin Ertürk, Wakil Khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk kekerasan terhadap Perempuan
Pilot Perempuan pertama Saudi Arabia
Sampai saat ini pilot memang masih menjadi pekerjaan yang didominasi oleh pria. Namun, bukan berarti pilot wanita adalah sebuah kemustahilan. Yasmeen al-Maima- ni mencatatkan diri sebagai pilot perempuan pertama yang bekerja untuk maskapai komersial Arab Saudi. Sejarah ini terwujud enam tahun setelah al-Maimani memperoleh izin mengemudikan pesawat dari otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi.
Yasmeen Al Maimani mengoperasikan penerbangan ke tujuan wisata di Mesir serta perjalanan dalam negeri di Arab Saudi. Wanita ini mengudara beberapa bulan setelah pejabat Arab Saudi memberikan lisensi kepada lima pilot wanita untuk menerbangkan pesawat di wilayahnya.
Sebelum diberikan lisensi terse- but bersama empat pilot wanita lain- nya, Yasmeen Al Maimani mengatakan jika sangat sulit mencari pekerjaan di negaranya meskipun dia sudah meng- ganti izin terbang secara internasional dengan izin lokal pada 2013
Saat itu, Yasmeen Al Maimani mengungkapkan jika dirinya menga- lami kesulitan mencari pekerjaan. Mengapa? Karena ia adalah seorang wanita."Terima kasih Tuhan saya mewujudkan mimpi saya hari ini," tulis al-Maimani dalam akun instagramnya, seperti dikutip dari english.alarabiya. net, belum lama ini.
Pada 2013, al-Maimani menukar izin terbang Amerika Serikatnya dengan Arab Saudi, tetapi ketika itu dia kesulitan mendapatkan maskapai dari Arab Saudi maupun maskapai dari negara-negara Teluk, yang mau mener- imanya bekerja. Alasannya karena dia seorang perempuan.
"Saya mengetuk pintu agar bisa mendapatkan pekerjaan, namun saya terus mendapatkan penolakan dengan alasan tak ada pilot perempuan," kata al-Maimani.
Dihadapkan pada kondisi ini, al-Maimani pun akhirnya masuk dunia penerbangan Arab Saudi dengan bekerja sebagai staf di sejumlah departemen, bukan sebagai pilot. Al-Maimani mengenang dia pernah bekerja sebagai petugas layanan kon- sumen, air traffic control, air transport, dan pekerjaan administratif lainnya di penerbangan. Namun sekarang, al-Maimani membuktikan perempuan Arab Saudi pun bisa menjadi pilot pesawat komersial.
Pada awal tahun ini, maskapai Flynas yang menggunakan anggaran Arab Saudi mengumumkan telah merekrut wanita Arab Saudi untuk bekerja sebagai pramugari untuk pertama kalinya.
Wanita Arab Saudi tidak secara hukum dilarang bekerja di sektor pe- nerbangan. Namun pekerjaan sebagai pramugari dengan maskapai Arab Saudi sebagian besar dipegang oleh pekerja asing perempuan dari negara lain, seperti Filipina.
Selanjutnya pada 2018, peru- sahaan maskapai Arab Saudi meng- umumkan bahwa mereka membuka posisi co-pilot dan awak kabin untuk wanita. Tak disangka, selama kurang lebih 24 jam setelah mengunggah peluang kerja itu, perusahaan menerima hampir 1.000 lamaran dari wanita Arab Saudi. [IG]